Sabtu, 06 Oktober 2012

Kerasnya Hati

Oleh: Indra Noveldy @noveldy, 23092012


Pagi ini dpt kabar ttg 2 klien berbeda, namun ada kesamaan. Sayangnya, kesamaannya ada di Kerasnya Hati :'(

Kesamaan keduanya, sama-sama menutup mata usaha perbaikan yang dilakukan oleh pasangannya 

Kesamaannya, sama-sama memilih untuk menikmati penderitaan

Kesamaannya, sama-sama menyimpan dan memupuk rasa marah

Kesamaannya, sama-sama memasang casing sebagai orang baik

Kesamaannya, sama-sama melakukan politik bumi hangus dng caranya masing-masing

Smg Allah membukakan hati mereka... Smg Allah melembutkan hati mereka. Semoga... sblm semuanya hancur berkeping2... Aamiiin. 


Tanya : Politik bumihangus dalam pernikahan itu misalnya apa? 

Jawab : Yang penting saya puas... Walau dgn konsekuensi nanti semuanya hancur berantakan


 


Tiga Hal Dalam Contoh 1 Interaksi by @noveldy 29092012





1. Memperhatikan 3 orang anak yg sedang berinteraksi di depanku... Terlihat sekali bedanya...

2. Kita namakan mereka A, B dan C. Saat A dlm kandungan, ortunya konflik berat. Alhamdulillah skrg sdh baik

3. Si B, sejak dlm kandungan ortunya konflik dan belum sls smp skrg... Sdgkan si C, ortunya relatif tdk bermslh, tdk konflik

4. Terlihat skl bedanya... Yg plg terlihat, si C yg ortunya tdk konflik, terlihat sangat ceria, enerjik, energinya positif     

5. Si B, yg smp skrg ortunya msh konflik, punya peringai sngt keras, tidak mau mendengar, punya kesulitan komunikasi 

6. Sdgkan si A, emosinya masih labil... Kdg naik, kdg turun... Kdg 'sadar', kdg khilaf

7. Sedih melihat ortu si B yg sptnya sdh apatis, utk memperbaiki hub diantara mereka berdua

8. Sadarkah mrk, apa akibatnya bg sang anak? Sadarkah mrk, bhw yg dibutuhkan anak bkn hanya kebutuhan fisik? 

9. Sadarkah mrk, keengganan ortunya utk tumbuh bs berakibat buruk buat perkembangan sang anak? 

10. Sadarkah mrk, anak itu amanah? Yg suatu saat nanti akan dimintai pertanggungjawabannya? 

11. Sadarkah mrk, saat ini sdg menciptakan bom waktu di keluarga kecil mrk? 

12. Sadarkah mrk, saat ini sdg 'memprogram' anaknya menuju kehancuran emosional? Yg akan menyulitkan anaknya stlh dewasa? 

13. Sayangnya smp saat ini sptnya sang ortu blm sadar, atau lbh tepatnya menutup hati mrk :(

14. Msh punya pemikiran, kalo ortunya bermasalah, tdk akan berimbas kpd anak? Think again, tweeps... Think again... 

15. Buat yg tadi bertanya, apakah si A & B hidupnya pasti bermasalah? Kemungkinan besar iya... Apakah bs berubah? Bisa! 

16. Caranya? Selama si A dan B sadar kalo programming yg dimilikinya bermasalah, dia hrs merubah programming yg ada...

Tentang Introspeksi, kultwit dari @noveldy 04102012, #lari







1. Trs menyalahkan org lain, mrs diri plg benar, selalu memutarbalikkan fakta, #lari dr tgg jawab & berharap keadaan jd lebih baik? *hiks

2. Kita bs teriak ke slrh dunia, kl kita ingin memperbaiki diri. Sdh cek perilaku kita sehari2? Siapa yg sdg kita cb utk bohongi? #lari

3. Byk yg tdk sadar, kl dirinya termasuk gol yg menikmati penderitaan #lari

4. Dan dia smkn terlatih memainkan dirinya sbg korban. Ternyata menjadi korban itu "nikmat" #lari

5. Hati2 selalu memainkan peran sbg korban, menolak bertanggung jawab... Pd akhirnya terjebak dlm 'realita' yg diciptakannya sndr #lari

6. Hati2, saat 'realita' ciptaan tsb sdh sngt masuk ke dalam diri seseorang, ybs bisa terjebak di sana. Sadarkah apa artinya? #lari

7. Pernah liat org yg hidup dlm 'realitanya' sndr? Suka nangis sndr, suka senyum sndr, suka marah2 sndr? #lari

8. Byk orang, saking bencinya kpd seseorang, yg tjd malah dirinya MENJADI orang yg dibencinya tsb #lari

9. Trs bermain di pinggir jurang, menolak uluran tangan utk menjauh dr jurang, resikonya jatuh terhempas ke dasar jurang #lari

10. Berharaplah Allah msh sayang kpd kita, msh melindungi kita. Trs menerus 'menantang'nya? Kira2 apa yg bs terjadi? #lari

11. 'Beruntung' kl masih dpt teguran. Teguran ringan tdk mempan? Bersiaplah dpt teguran keras... Tdk mempan, siap2 'digampar' #lari

12. Celakalah saat Allah sdh MEMBIARKAN kita... Astaghfirullah... #lari

13. Saat semua pihak sdh disalahkan, dan hati ttp mrs belum puas, tinggal 1 yg belum disalahkan... Allah. Na'udzubillaah #lari

14. Smg sharing saya ttg #lari bs memberi manfaat tweeps... Mhn maaf jk ada yg krg berkenan. 
  

 


Kultwit from @BundaNoveldy 06102012 #YukBelajar



1. Morniiing tweeps, sering dnger, teman yg pacaran berthn2, tp unhappy setlh menikah? #YukBelajar

2. Ternyt menjln hub serius berthn2 tsb blm ckp utk bs membuat 2 sejoli saling memahami. Kok bisa? #YukBelajar

3. Bbrp teman kami sdh menjln hub serius 5,7 bhkn 9 thn, tp mrk msh terkaget2 setlh menikah, berujung pd kekecewaan mendlm #YukBelajar

4. Ada yg melarikan diri ke bisnis, ada jg yg depresi. Kekecewaan yg mendlm trnyt beresiko, krn bs berdmpk ke fisik & mental #YukBelajar

5. Coba deh colek @irmasoulhealer, utk dpt ilmu ini. Beliau pakarnya >> Org bahagia sehat, byk kecewa byk penyakit :D #YukBelajar

6. Mau beli mobil, kl gak ngerti, bisa2 ketipu dg body yg mulus plus janji penjual. Pilih pasangan? #YukBelajar

7. -

8. Pengajian pg ini @LITEFM1058 suami/istri itu titipan Tuhan. Hrs dijaga baik2, krn amat bsr pertanggungjwbannya kelak #YukBelajar

9. Pernikahan yg bahagia akan jd sumber energi yg tdk ada habis2nya. Bgtupun sebaliknya #YukBelajar

10. Unhappy dlm pernkhn, berdmpak buruk pd rejeki, karir, kesehatan dan jg anak2. Sayangnya gak byk yg mau mempelajarinya #YukBelajar

11. Unhappy dg si bos, bs dipikirkan utk pindah ktr. Unhappy dg pasangan? Siap2 energi terkuras habis #YukBelajar

12. Gagal dlm bisnis bs mulai lagi. Gagal dlm pernikahan? Complicated, krn anak2 jg akan menanggung sakitnya #YukBelajar

13. Byk pernikhn berujung unhappy krn org tua tdk mengajarkan bgmn mjd pasangan yg baik (psi Ibu Elly Risman) #YukBelajar

14. Sedihnya, melihat mrk yg menderita dlm pernikahan. Seakan menembus terowongan gelap tak berujung ... :( #YukBelajar

15. Smkn lama bs smkn terpuruk. Krn tdk tahu bgmn memberi dan memahami psgn. Dan... lupa mengupgrade kemampuan diri #YukBelajar

16. Love isn't measured by how many times you TOUCH each other but how many times you REACH each other #YukBelajar

17. Amat byk skill dan knowledge utk bahagia dlm pernikahan. Makin byk yg kita pelajari, semakin dekat kebahagiaan diraih. #YukBelajar

18. Because love isn't love if it's never challenged! Pernikahan anda akan diuji. Sdh siapkah? #YukBelajar

18 (lagi). Ingat pesan pak ust saad akad. Pernikahan adl janji kpd-Nya utk saling menjaga. Yg memenuhi janjinya, dijanjikan balasan surga #YukBelajar

19. Jgn smp krn ilmu tdk memadai, sepasang sejoli yg saling menyayangi berujung saling menyakiti #YukBelajar

20. It's possible to give without loving, but it is impossible to love without giving. Sdhkah kita tahu apa yg dibutuhkan psngan? #YukBelajar

21. Dear tweeps, marriage is our best chance to grow up. Yuk belajar..belajar..dan belajar. We owe it to our children #YukBelajar

22. I do owe my #dearhusband @noveldy that he promised me a whole new world for us.. A wonderful new world... #YukBelajar

23. Tp apakah semua berjln mulus? Absolutely not! Perjlnnnya terjal dan mendaki... kadang hampir msk jurang #YukBelajar

24. My #dearhusband has been doing his best. Sjk pertama kali kami berikrar di hadapanNya. Tp ttp bukan perjalanan yg mudah! #YukBelajar

25. Perjuangan utk saling memahami adl hadiah terbaik yg kami bs berikan pd sang anak #YukBelajar

26. It takes two to make a marriage successful, but only one to make it a failure. Start from yourself...will you? #YukBelajar

27. Kebahagiaan pernikahan tdk diantar malaikat ke hadapan anda di atas nampan emas. You have to fight for it :) #YukBelajar

28. Hal sama sptnya jg berlaku buat single-ers : si dia yg tepat tdk diantar malaikat ke hdpn anda. You have to fight for it :) #YukBelajar

29. Tdk akan sia2 semua ikhtiar kita mengupgrade diri. Kl kata masbro kt di Jogja @Saptuari >>> dicatet malaikaatt!!! :D #YukBelajar

30. Nabi jg pesan : Brgsiapa melangkahkan kaki menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan perjalanannya ke surga. Subhanallah #YukBelajar

31. Dear all tweeps, yuk luangkan waktu ekstra utk memahami diri sendiri. Dus bs akhirnya bs memahami psngan dan anak #YukBelajar

32. Ingat2 pesan Nabi "Siapa yg mengenal dirinya sendiri, berarti dia mengenal Tuhannya". Sudahkan kt bljr kenal diri sendiri? #YukBelajar

33. It's all start from a dream.. What's your dream tweeps? Mrs letih & tdk mampu bangkit kadang krn sdh gak bs lihat lg dreams #YukBelajar

34. Dreams will give you strenght to keep going.. Find what's yours tweeps.. #YukBelajar

35. Do not pray for the dreams equal to your powers. Pray for powers equal to your dreams #YukBelajar

36. Yg tdk mgkn, bs jd mgkn kl Dia sdh menghendaki. It takes an impossible for God to do a miracle. Keep learning, keep growing #YukBelajar

37. The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams. Yuk, kita sama2 berjuang utk impian.. #YukBelajar

38. Have a nice wiken dear all tweeps. May God be with you always.. along the journey ^_^ #YukBelajar         

                 


             

25 Tahun Menikah, 25 Tahun Bahagia…


Oleh : Muhaimin Iqbal 

Taken from : http://geraidinar.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/84-gd-articles/umum/1088-25-tahun-menikah-25-tahun-bahagia

Tidak biasanya saya menulis tentang keluarga di situs ini, tetapi karena ada sebuah penerbitan yang minta saya berkontribusi untuk sebuah buku kado pernikahan – maka tulisan khusus ini saya buat. Hari ini (02/10/12) tepat dua puluh lima tahun sejak kami menikah (02/10/87), saya mestinya menulis tentang suka duka pernikahan setelah seperempat abad berlalu. Tetapi sungguh di luar dugaan, saya tidak bisa mengingat kapan ada duka dalam pernikahan ini. Ndak percaya ?

Saya sendiri semula tidak percaya kalau tidak pernah ada duka dalam pernikahan saya, pasti ada – pikir saya. Saya coba ingat-ingat tetap tidak menemukan, yang saya temukan malah ingatan saya pada sebuah hadits panjang  yang penggalannya adalah sebagai berikut : “Kemudian didatangkan seorang penghuni jannah yang paling sengsara sewaktu di dunia, lalu ia dicelupkan sekali celupan di jannah, kemudian ia ditanya,” Adakah engkau merasakan penderitaan? adakah engkau pernah merasakan kesengsaraan?” Ia menjawab,”Tidak, demi Allah wahai Rabbku. Aku tidak merasakan penderitaan sedikitpun dan sama sekali belum pernah mengalami kesengsaraan.” (HR Tirmidzi)

Barangkali seperti penghuni jannah tersebutlah yang kami rasakan, tentunya juga pernah kami merasakan duka selama 25 tahun menikah – tetapi karena begitu lebih besarnya kebahagiaan itu sehingga ia mampu menutupi (overwhelm) duka-duka kecil yang ada selama dalam perjalanan.

Maka bila pengalaman ini berguna bagi para pasangan baru atau yang relatif baru, berikut adalah beberapa ‘catatan perjalanan’ seperempat abad itu :

Fokus Membangun Keluarga Bukan Pada Meriahnya Pesta…

Banyak yang lucu-lucu dalam pernikahan kami yang serba sederhana, di antaranya adalah tiga hari menjelang pernikahan kami, (calon) mertua bertanya kepada (calon) istri  saya : “Lha bojomu iki endi to nok, sido opo ora kawine – lha (calon) suamimu itu mana sih neng, jadi apa tidak nikahnya ?”. Ini karena kami hanya berkomunikasi lewat surat sebelum hari H, tidak ada acara lamaran formal dan tidak ada rencana acara pesta yang meriah, maka wajar kalau calon mertua was-was jadi tidaknya perkawinan kami – sampai tiga hari sebelumnya.

Dalam perjalanan di bus malam menuju rumah calon mertua, saya baru ingat bahwa saya belum  menyiapkan mas kawin. Lantas ketika bus malam berhenti, saya melihat apa yang ada di sekeliling – saya lihat ada sajadah yang dijual di toko pinggir jalan, maka itulah yang saya beli untuk mas kawin.

Tapi rasanya ndak pas kalau hanya sajadah ini yang saya gunakan sebagai mas kawin, maka saya tambahi dengan uang sebesar Rp 3,925,- . Ketika mas kawin ini saya ucapkan pada waktu ijab-qobul, orang-orang pada berbisik “kuwi mesti ono maknane – jumlah uang (yang ganjil) itu pasti ada artinya”. Dalam hati saya juga berbisik balik, “iyo pancen ono maknane – maknane pancen ora duwe duwit !  iya memang ada maknanya – maknanya ya sederhana saja , ya memang ndak punya uang !”.

Orang Jawa pada umumnya memingit penganten nggak boleh bepergian sampai beberapa hari, tetapi karena saya hanya cuti satu hari – yaitu hari Jum’at 2 Oktober 1997, hari H pernikahan kami, sehari setelah pernikahan itu – istri sudah langsung saya boyong ke Jakarta – perjalanan pernikahan yang sesungguhnya mulai saat itu.

Cukup Dengan Yang Sedikit…

Tidak ada karir yang langsung menanjak dan rumah yang langsung bagus, semua harus mulai dari awal. Maka wajar saja kalau keluarga baru memiliki rezeki yang pas-pasan, tetapi rezeki yang sedikit itu sudah dijamin kecukupannya oleh Allah Yang Maha Tahu atas apa yang kita butuhkan.

Istri saya tidak pernah tahu dan tidak ingin tahu penghasilan saya selama 25 tahun ini, ini baik untuk dia dan baik untuk saya. Baik untuk dia karena penghasilan suami itu tidak pernah mengotori hatinya, baik untuk saya karena agar saya bisa melaksanakan kewajiban lain secara lebih leluasa seperti kepada orang tua, kaum kerabat dlsb.

Tambah Anak Tambah Rezeki…

Entah ini ungkapan dari mana asalnya, tetapi karena ini sejalan dengan janji Allah akan rezeki dariNya untuk setiap anak-anak kita – maka siapa yang lebih memenuhi janji dari Dia ?.

Anak demi anak lahir, bersamaan dengan itu pula rezeki bertambah. Ketika anak pertama lahir, saya diangkat jadi manajer di perusahan tempat bekerja. Anak kedua lahir bersamaan dengan pengangkatan jadi General Manajer di perusahaan yang lain.

Anak ketiga lahir di puncak krisis keuangan Indonesia 1998, tetapi saat itu saya sudah beberapa tahun menjadi direksi perusahaan publik di negeri ini, sehingga saya beri nama belakang anak ketiga ini dengan Qona’ah sebagai bentuk rasa kecukupan dan kesyukuran atas apa yang diberikan olehNya.

Ikan Tidak Menjadi Asin Di Laut…

Di jaman itu, tidak mudah untuk bisa memilih tempat bekerja yang aman bagi keimanan dan ketakwaan kita. Enam tahun saya pernah bekerja di perusahaan asing yang sangat sukses di bidangnya, tetapi juga sangat rusak lingkungannya. Di perusahaan itu perselingkuhan meraja-lela, dari bawahan sampai pimpinan perusahaan – rusak semua keluarganya. Rasanya seperti selamat dari tepi jurang neraka ketika berhasil keluar dari perusahaan itu sebelum ikut-ikutan rusak.

Bersamaan pindah ke perusahaan yang lebih bermoral, tempat tinggal pindah, pertemananpun berubah. Dari sini saya belajar betapa rentannya keluarga-keluarga muda di kota besar, bila mereka tidak pintar-pintar memilih lingkungan kerja, lingkungan pergaulan, lingkungan pendidikan untuk anak-anaknya dst.

Pindah Kwadrant…

Sebagian karena berusaha memilih lingkungan kerja yang lebih baik, sebagian juga karena keinginan untuk aktualisasi diri – saya sepakat dengan istri untuk mengakhiri bekerja di perusahaan orang lain 10 tahun lebih awal dari rata-rata usia orang pensiun.

Hari masih siang ketika untuk pertama kalinya dalam 21 tahun karir pekerjaan, saya pulang sebelum waktunya – karena hari itu pekerjaan saya resmi berakhir ketika ketok palu RUPS perusahaan menutup rapat.

Yang pertama saya lakukan adalah memberitahu istri – untuk hati-hati dengan suaminya yang bisa jadi sensi – karena post power syndrome. Saya bilang sama istri saya : “ ma, kata orang ---suami-suami yang pensiun itu meskipun sudah tidak dibuat stress lagi oleh perusahaan, tetapi justru istrinya yang membuat stress”. Istri saya kemudian menjawab : “ Insyaallah tidak pa…”.

Ternyata saya tidak sempat bener-bener pensiun, justru keesokan harinya rumah saya sudah berubah menjadi kantor. Tamu-tamu terus berdatangan untuk berbagai urusan – sampai suatu saat kami memutuskan rumah itu terlalu rame dan mulai kehilangan privacy-nya sebagai rumah, sebelum sempat mengganggu ketenangan keluarga di rumah – kami memutuskan untuk menerima tamu-tamu kami di rumah lain yang kami siapkan khusus untuk ini.

Pindah kwadrant dari pegawai menjadi self-employer, business owner dan kemudian investor itu berat dan beresiko. Maka diperlukan dukungan dan pengertian secara all out dari pasangan kita.

Paduan Pengalaman Kita dan Perasaan Istri Kita…

Jangan pernah under estimate dengan perasaan istri Anda…, itulah pengalaman saya. Meskipun di dunia pekerjaan dan usaha kita punya pengalaman dan pengetahuan yang lebih, perasaan istri akan baik buruknya suatu keputusan usaha atau investasi sungguh merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan.

Logikanya begini, bila perasaan dia baik – maka dia akan ikut berdo’a untuk kesuksesan keputusan usaha kita. Sebaliknya kalau perasaan dia tidak baik, berdo’a-pun tidak akan sepenuh hati.

Maka meskipun seluruh keputusan usaha atau investasi itu kita yang memutuskan, kita tidak seharusnya mengabaikan feeling istri kita. Ketika kemampuan dan upaya kita itu terbatas, do’a kita bersama istri kita insyaallah bisa menjadi penyebab turunnya pertolonganNya.

Harapan Jauh Kedepan…

25 tahun telah berlalu, kita tidak pernah tahu apakah kita masih punya waktu untuk 25 tahun berikutnya. Maka ketika terjaga di malam hari, saya suka ‘iri’ dengan calon bidadari surga (insyaallah) yang berada di samping saya ini. Begitu tenang dan nyenyak tidurnya, seolah tiada beban kehidupan di pundaknya. Dia insyaallah bisa bener-bener sampai surga karena saya suaminya selalu ridla padanya. Sedangkan saya sendiri, siang malam sejak usia 40 tahun terus berdo’a agar dimudahkan dalam  beramal yang diridlai-Nya (QS 46 :15), saya perlu terus dan terus berdo’a karena tidak pernah tahu ‘amalan saya yang mana yang benar-benar bisa mendatangkan ridla-Nya itu.

Tetapi lagi-lagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghibur saya dengan janjinya : “Seseorang akan bersama orang yang dicintainya”. (HR. Bukhari dan Muslim). Saya mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan beliau tempatnya di surga, saya mencintai istri saya dan insyaallah tempatnya juga di surga. Saya mencintai anak-anak yang solehah, insyaallah tempat mereka di surga. Saya mencintai teman-teman saya yang soleh dan solehah, mereka semua tempatnya juga di surga – masa’ saya tidak diijinkan olehNya untuk bersama mereka ?”

Rabbanaa wa aatinaa maa wa ‘ad tanaa ‘alaa rusulika wa laa tukhzinaa yaumalqiyaamah innaka laa tukhliful mii’aad.






The Need to be Alone and to Stay that way…




I bet it’s great to be Adam.

He wonders alone, needs not to talk to people.

and fake sayings in order to maintain others feeling.

Coz sometimes we say things we didn't mean to.

Suddenly mistakes are taken seriously buy people.
Even if he needs to talk, he’d talk to the sky, leaves, himself and maybe to God

I bet his closeness to God is unmatched by anybody.

He didn't have divergens like Friendster, TV’s, Box Office Movies, Worldwide Franchisers, woman, women, more women, Ragnarok, Rock N Roll, etc.

Its only him and God.
I bet it’s great to be Adam.

He can be alone and not having worries about others who are offended by his solitude

He can be alone and not getting the word “Introvert”

He doesn't lie, doesn't fake, for it has no needs
The Need to be alone is neglected by people

Nowadays, there are no Privacy

Mankind doesn't want privacy!

Imagine that

They open all access towards them
Some might think I'm one of those kind

That’s why at times i need to be alone they wondered why…

I like being alone. I like to have this page all by myself

I’ve been displaying all the skeletons in my closet there are times i need to have secrets

If you’re reading this.

You're not wanted.
I bet it’s great for Adam to have Eve.

He has the Whole World to share

Split in 2

No more
They can spill conversations from dawn, morning, noon, afternoon, midnight, dusk, dawn…

They don't have to hide feelings and fake only to make other people feel good

So they wont be pissed off from Adam and Eve’s Public Display of Affection

Of course it wouldn't be public anymore since there are only Adam and Eve.
No need for time

Time’s pressence is formality

Free.







Jumat, 23 September 2011

Rahasia Antara Anak, Ayah dan Kata-kata




Masih adakah para ayah yang mengerti kata-kata anak-anak mereka?

Ada dua jawaban untuk pertanyaan di atas. Pertama, ada sedikit ayah yang mengerti kata-kata anaknya. Para ayah ini asyik bermain dengan kata-katanya sendiri bahkan ketika mereka bersisian dengan anak-anak mereka. Selama ini semua kata-kata yang mereka keluarkan bukanlah milik mereka sendiri.

Kedua, ada mulai banyak ayah yang bekerja keras mengerti kata-kata anak-anak mereka. Inilah rombongan ayah yang sedang menuju khittah peran ayah sesungguhnya. Mereka mengakui bahwa anak-anak mempunyai kata-kata sendiri sesuai dengan zamannya.

Lantas, apa saja kiat untuk bisa mengenal, memahami dan memaknai setiap kata-kata anak?

Berhenti Mengeluarkan Kata-kata dan Mulai Bertanya
Berhentilah melontarkan terlalu banyak kata-kata ketika berdialog. Hangatkanlah percakapan dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang meminta anak untuk berbicara dan menjelaskan. Bukan pertanyaan tertutup yang hanya meminta respons ‘ya’ atau ‘tidak’.



Menyimak Secara Aktif
Sebagai penyimak aktif, ayah perlu menunjukkan bahwa ayah betul-betul berminat pada percakapan anak. Kunci ada pada usaha tulus dan ikhlas untuk menyerap apa yang anak katakan dan rasakan.

Menyimak (listen) tidak sama dengan mendengar (hear). Menyimak adalah usaha aktif untuk menyerap dan memahami fakta-fakta dan perasaan yang mendasari ucapan. Simaklah dengan telinga. Dengarkan dengan tubuh. Anggukkan kepala. Lihat kepada anak. Buka jarak dengan anak dan dorong ia secara verbal untuk terus berbicara.



Memberi dan Mengambil
Dengan latihan, percakapan sederhana dan mudah akan menjadi alami bagi ayah.
    Ada beberapa hal yang perlu ayah kembangkan dan perbaiki dalam percakapan dengan anak:
     - Ingin tahu dan tunjukkan kepedulian yang ikhlas pada anak.
     - Dorong anak agar berbicara dengan cara memberikan feedback kalimat secara tulus. 
    - Teruslah berbicara sampai ayah menemukan kesamaan minat, tujuan dan pengalaman, serta dapat berkomunikasi dengan semangat, pengetahuan, dan minat.
     - Bicaralah dengan jelas dan yakin. 
     - Kurangi kecepatan berbicara. 
     - Carilah info untuk selalu memperbaharui pengetahuan tentang apa yang terjadi pada anak saat ini. 

     Majalah Ummi No. 5/XXIII/September 2011 – Kolom Ummi Sahabat Ayah, oleh Irwan Rinaldi