Minggu, 22 Mei 2011

Perempuan, Sang Manajer Keuangan di Rumah

Perempuan di Indonesia sangat sering mengambil peran sebagai manajer keuangan di rumah. Biasanya, para suami yang bekerja lalu menyerahkan pengelolaan penghasilan mereka kepada istri. Perempuan Indonesia ada yang bekerja di rumah ada juga yang bekerja di luar rumah. Penghasilan perempuan, ada yang digunakan untuk kebutuhan keluarga, ada juga yang digunakan hanya untuk dirinya sendiri.




Ada beberapa hal yang penting diketahui perempuan sebagai manajer keuangan di rumah.

Pengaturan Arus Kas

Biasanya Pengaturan Arus Kas inilah yang menyebabkan perempuan terpilih menjadi manajer keuangan di rumah. Biasanya perempuan dianggap lebih teliti sehingga bisa mengatur lalu lintas uang dalam rumah tangga. Hati-hati agar tidak terjebak hanya sebagai pengatur lalu lintas saja. Jangan-jangan Anda hanya tahu uang belanja saja tapi tidak mengurusi berapa yang bisa ditabungkan atau diinvestasikan. Atau jangan-jangan sebagai istri, Anda tidak tahu besarnya penghasilan suami?

Tujuan Finansial

Menghasilkan uang atau tidak, perempuan perlu tahu apa saja Tujuan Finansial keluarga. Anda perlu mendiskusikan tujuan-tujuan penting seperti Dana Darurat, Dana Pendidikan, Dana Pensiun, Dana Liburan, dan lain – lain. Pencapaian Tujuan Finansial baru dapat terlaksana jika Anda memiliki Rencana Keuangan yang komprehensif. Perhatikan juga bagaimana Anda mengelola uang sendiri. Ada banyak perempuan sangat hebat mengelola keuangan keluarga namun lengah mengelola uang pribadinya.

Wawasan Finansial

Terakhir, perempuan perlu segera meningkatkan wawasan financial/financial literacy. Sekarang ini, keingintahuan perempuan akan produk-produk keuangan dan investasi semakin berkembang. Jika memang Anda sebagai perempuan yang berperan mengatur keuangan keluarga, maka Anda harus juga mau belajar terus. Jangan sampai Anda memilih produk yang tidak sesuai dengan Tujuan Finansial keluarga hanya karena kurang pengetahuan. Tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar dan melakukan perubahan demi masa depan yang lebih baik.

Selamat berjuang,
Masa depan keluarga ada di tangan perempuan sebagai manajer keuangannya. 





Taken from : Market+ Edisi 17 April 2011 – Money & Me by Ligwina Hananto (QM Financial) 

Mendongkrak Profit Melalui Sistem

Taken from : Market+ Edisi 17 April 2011 – Business Coach by Mutia Prihatini (www.wbcsolution.com)



Selama Anda menjalankan bisnis, sistem apa saja yang sudah Anda bentuk? Tahukah Anda tujuan esensial sistem yang Anda terapkan? Lalu, sadarkah Anda akan dasar keputusan dalam memilih sistem di bisnis Anda?

Semua bentuk sistem, secara esensial, dibentuk untuk membantu Anda menyimpan energy agar bisa lebih produktif untuk mengambil keputusan di hal-hal yang penting dan strategis, sesuai peran Anda sebagai pemilik bisnis. Selain itu, sistem juga sangat diperlukan agar bisnis Anda produktif dalam menghasilkan keuntungan.

Jadi, dalam memilih sistem yang akan Anda terapkan, Anda perlu memiliki sistem yang akan mendongkrak produktifitas dan keuntungan bisnis Anda. Dari sudut pandang ini, sistem yang tepat belum tentu yang termurah ataupun yang termahal dalam investasinya.

Prinsip mendasar lainnya dalam mengembangkan suatu sistem adalah sebagai alat yang membuat Anda bisa melakukan banyak delegasi tugas-tugas rutin kepada team. Prinsip ini merujuk pada fungsi esensial dari sistem, yaitu membuat Anda lebih focus kepada peran Anda sebagai pengambil keputusan hal-hal terpenting dan strategis.


4 Area Bisnis yang Perlu Anda Sistemkan

1.       Area People dan Edukasi
Team yang pintar akan mempermudah Anda dalam melakukan delegasi. Selain pintar, team Anda perlu juga kompak dan loyal kepada Anda. Untuk itu, Anda perlu menetapkan kultur perusahaan yang berasal dari sistem nilai ideal Anda. Anda juga perlu menentukan struktur organisasi yang memadai serta deskripsi tugas yang jelas bagi semua team Anda. Setelah itu, Anda perlu memberikan edukasi secara terprogram kepada team tentang hal-hal teknis yang perlu mereka kuasai.

2.       Area Delivery dan Distribusi
Area ini berkaitan dengan produksi, pemasaran dan penjualan. Anda bisa mulai dengan merancang Standard Operating Procedure (SOP) serta work flow yang jelas bagi setiap tugas rutin yang dilakukan team Anda di area-area tersebut. Setelah itu, Anda bisa menyusun manual yang bisa menjadi panduan bagi team Anda dalam mengerjakan tugas rutin operasionalnya.

3.       Area Keuangan dan Evaluasi
Pertanyaan yang perlu timbul di benak Anda adalah apakah investasi yang Anda tanam sudah memberikan hasil sesuai target Anda, baik dari segi revenue maupun keuntungan? Anda bisa mulai dengan selalu memiliki laporan dari setiap kegiatan Anda, termasuk pemakaian uang di setiap kegiatan.

4.       Area Sistem dan Teknologi
Bila bisnis Anda membutuhkan loyalitas yang tinggi dari pelanggan, maka Anda perlu memiliki teknologi yang memungkinkan Anda berkomunikasi secara tepat waktu dengan pelanggan. Anda juga mungkin memerlukan bantuan teknologi agar laporan-laporan yang berkaitan dengan keuangan, marketing, penjualan, produksi dan sumber daya manusia Anda dapat Anda baca secara “real time”. Manfaat dari laporan yang real time ini akan terasa kritikal pada saat Anda perlu mengambil keputusan strategis dengan cepat. 


STRATEGI INVESTASI BAGI INVESTOR

Taken from : Mandiri Prioritas Volume I 2010



 
Dalam menentukan strategi investasi, para investor sebaiknya berpegang kepada prinsip dasar dan proses berinvestasi, sebagai berikut:

  • Perencanaan
  • Strategi Alokasi Aset
  • Implementasi Rencana
  • Monitoring, Evaluasi dan Penyesuaian.

Pada tahap Perencanaan, seandainya Anda memutuskan untuk berinvestasi di saham, sebaiknya investasi tersebut didedikasikan untuk mencapai tujuan investasi dalam jangka panjang dan pertumbuhan nilai asset dengan jumlah tertentu, dan bukan untuk meraih keuntungan jangka pendek. Kemudian, tentukan berapa tahun Anda dapat berkomitmen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Jangka waktu investasi akan sangat membantu menentukan profil risiko yang bisa diterima.

Pada tahap Penentuan Strategi Alokasi Aset misalnya, perlu pemahaman akan pentingnya melakukan diversifikasi dalam rangka mengurangi risiko. Untuk pemilihan jenis asset yang berisiko seperti saham, jika Anda baru memulai berinvestasi, mulailah dengan jumlah alokasi yang rendah. Sebaiknya Anda mempertahankan alokasi ini sampai Anda merasa nyaman dengan kondisi naik turunnya pasar, dan terbiasa merasakan “kerugian di atas kertas” atau “unrealized loss” karena naik turunnya nilai investasi dari waktu ke waktu. Selain itu, Anda juga perlu membatasi penempatan pada saham dengan batasan alokasi tertentu, mengingat risiko yang mungkin timbul.

Pada tahap Implementasi Rencana, jika Anda memutuskan untuk berinvestasi secara tidak langsung dengan memanfaatkan Reksa Dana, Anda perlu memilih manajer investasi dimana Anda merasa nyaman dan dapat mempercayai manajer investasi tersebut untuk mengelola investasi Anda. Kemudian, Anda dapat memilih jenis-jenis Reksa Dana yang sesuai dengan asset alokasi yang telah ditentukan. Pertimbangkan juga investasi secara bertahap atau investasi rutin (metode dollar cost averaging) dalam tahap implementasi ini.

Pada tahap Monitoring, Evaluasi dan Penyesuaian, Anda perlu memantau kinerja dari investasi Anda dan melihat kembali, apakah pilihan investasi yang telah ditentukan telah sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko Anda. Dalam tahap ini pula, perlu diadakannya penyesuaian alokasi, sekiranya telah terjadi perubahan bobot karena pergerakan pasar.

Apabila investor dapat menerapkan proses investasi di atas secara konsisten dan disiplin, maka hasil investasi dapat menjadi lebih optimal, dan gejolak pasar serta fluktuasi akan menjadi lebih mudah untuk diatasi. Disiplin dalam berinvestasi tetap menjadi kunci. Selamat berinvestasi!  

Buat Perencanaan Keuangan
·         Tujuan dan batasan investasi
·         Jangka waktu investasi
·         Kebutuhan likuiditas
·         Alokasi dana investasi
·         Pahami profil risiko

Strategi Alokasi Aset
·         Diversifikasi
·         Mulai dengan alokasi dalam asset berisiko dengan jumlah kecil
·         Pertahankan jumlah alokasi yang cukup untuk likuiditas

Implementasikan Rencana
·         Pemilihan Fund Manager yang tepat
·         Implementasikan strategi alokasi asset
·         Investasi bertahap / investasi rutin

Monitor dan Evaluasi
·         Memantau kinerja investasi
·         Evaluasi ulang pencapaian tujuan
·         Evaluasi alokasi asset sesuai tujuan investasi