Ada
dua jawaban untuk pertanyaan di atas. Pertama, ada sedikit ayah yang mengerti
kata-kata anaknya. Para ayah ini asyik bermain dengan kata-katanya sendiri
bahkan ketika mereka bersisian dengan anak-anak mereka. Selama ini semua
kata-kata yang mereka keluarkan bukanlah milik mereka sendiri.
Kedua,
ada mulai banyak ayah yang bekerja keras mengerti kata-kata anak-anak mereka.
Inilah rombongan ayah yang sedang menuju khittah
peran ayah sesungguhnya. Mereka mengakui bahwa anak-anak mempunyai kata-kata
sendiri sesuai dengan zamannya.
Lantas,
apa saja kiat untuk bisa mengenal, memahami dan memaknai setiap kata-kata anak?
Berhenti
Mengeluarkan Kata-kata dan Mulai Bertanya
Berhentilah
melontarkan terlalu banyak kata-kata ketika berdialog. Hangatkanlah percakapan
dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang meminta anak untuk berbicara dan
menjelaskan. Bukan pertanyaan tertutup yang hanya meminta respons ‘ya’ atau
‘tidak’.
Menyimak Secara
Aktif
Sebagai
penyimak aktif, ayah perlu menunjukkan bahwa ayah betul-betul berminat pada
percakapan anak. Kunci ada pada usaha tulus dan ikhlas untuk menyerap apa yang
anak katakan dan rasakan.
Menyimak
(listen) tidak sama dengan mendengar (hear). Menyimak adalah usaha aktif untuk
menyerap dan memahami fakta-fakta dan perasaan yang mendasari ucapan. Simaklah
dengan telinga. Dengarkan dengan tubuh. Anggukkan kepala. Lihat kepada anak.
Buka jarak dengan anak dan dorong ia secara verbal untuk terus berbicara.
Memberi dan
Mengambil
Dengan
latihan, percakapan sederhana dan mudah akan menjadi alami bagi ayah.
Ada
beberapa hal yang perlu ayah kembangkan dan perbaiki dalam percakapan dengan
anak:
- Ingin
tahu dan tunjukkan kepedulian yang ikhlas pada anak.
-
Dorong
anak agar berbicara dengan cara memberikan feedback kalimat secara tulus.
- Teruslah
berbicara sampai ayah menemukan kesamaan minat, tujuan dan pengalaman, serta
dapat berkomunikasi dengan semangat, pengetahuan, dan minat.
- Bicaralah
dengan jelas dan yakin.
- Kurangi
kecepatan berbicara.
- Carilah
info untuk selalu memperbaharui pengetahuan tentang apa yang terjadi pada anak
saat ini.
Majalah
Ummi No. 5/XXIII/September 2011 – Kolom Ummi Sahabat Ayah, oleh Irwan Rinaldi